'ORANG BAIK' DISAKITI DUA KALI oleh Afi Nihaya Faradisa

'ORANG BAIK' DISAKITI DUA KALI

Ketika orang baik disakiti, mereka biasanya memilih diam, mengalah, dan berpikir positif.
Oke, pikirannya boleh positif. Tapi perasaanya? Tetap sakit. Terluka.
Padahal perasaan berdampak 8 kali lebih kuat daripada pikiran.
Mereka terkesan sabar di luar, padahal tetap marah tapi ditahan. Di dalam dirinya ada banyak emosi negatif. Akhirnya emosi negatif yang terpendam dan tidak tersalurkan tersebut menjelma berbagai penyakit yang lazim disebut psikosomatis.
Berbeda dengan orang baik, ada orang yang terkesan blak-blakkan, kalau ngomong asal 'njeplak' tanpa tedeng aling-aling. Istilahnya, mereka selalu bersikap asertif terhadap orang lain.
.
Orang 'blak-blakan' menyakiti orang lain, sedangkan orang baik menyakiti diri sendiri. Bahkan mereka disakiti dua kali; oleh orang lain dan oleh dirinya sendiri.
.
Pernah memperhatikan orang yang sakit parah dan sudah lama dirawat di rumah sakit? Ketika itu para dokter sudah menempuh segala cara, diberikan segala obat, tapi tidak ada perkembangan. Orang itu akhirnya sekarat.
Saat pihak keluarga mengira bahwa mungkin ia sudah mendekati 'waktunya', mereka berkumpul menggelilingi orang sakit tersebut. Saat itu tumpahlah semua uneg-uneg mereka. Yang sakit meminta maaf pada keluarganya, menyesali perbuatan-perbuatan salah yang pernah ia lakukan. Dan dia pun dimaafkan. Anggota keluarganya juga memohon maaf jika ada kesalahan. Dan yang sakit pun memaafkan.
Akhirnya setiap orang yang berkumpul disana merasa sangat lega. Ikhlas dengan apapun yang terjadi.
Justru sejak itu kesehatannya berangsur-angsur pulih, sampai akhirnya ia sembuh total dan keluar dari rumah sakit.
(Meskipun, pada beberapa kasus malah langsung meninggal.)
Pernah tidak mengalami atau menyaksikan hal seperti ini?
Nah, apa hikmah yang bisa kita ambil?
Yaitu, perasaan benci dan penyesalan yang dipendam akan memberikan kegelisahan pada jiwa. Jika kegelisahan itu tidak ditindaklanjuti maka ia akan berubah menjadi penyakit fisik. Emosi negatif tersebut menggerogoti kesehatan tubuh pemilik.
Menyakiti seseorang akan menyisakan perasaan bersalah pada pelakunya. Maka pikiran bawah sadar akan menghukum dirinya sendiri dengan cara menarik kejadian tidak mengenakkan agar kesalahannya terbalaskan. Contohnya sakit, mengalami kesialan, dan sebagainya.
Benci atau dendam pada seseorang juga sama. Perasaan itu hanya akan menyakiti diri sendiri.
Jadi, salah satu cara untuk hidup sehat adalah jangan mendendam. Maafkanlah. Dan jangan gengsi meminta maaf kalau memang berbuat salah.
.
Tidak heran, banyak kita lihat yang umurnya pendek itu justru orang yang kita anggap baik (terlihat tidak suka marah-marah), padahal yang terjadi adalah ia tetap marah, tapi tidak ia ungkapkan sehingga emosi negatifnya berbalik menyakiti diri sendiri.
© Afi Nihaya Faradisa

Comments