Putri kekasihku,
Setitik cahaya yang dikepung miliaran bintang di atas bukit,
Cahayanya bersinar menelusup kerumunan gelap di bawah langit.
Putri kekasihku,
Serpihan mutiara yang terhalang gedung-gedung tinggi dan tembok-tembok besar.
Kemilaunya memadati ruang, berdesak-desakan di tengah kesibukan lalu lintas jalanan dan pasar.
Aku mencintainya,
Dengan amat sederhana,
Seperti air yang selalu mengikuti bentuk wadahnya.
Terus mengalir sampai ke muara, menghidupi alam semesta raya.
Aku merindunya,
Rinduku yang bukan kali pertama,
Rindu yang begitu mendidih karena putaran bumi terasa lama,
Memanas kemudian meng-uap menjadi gelombang, bergerak kesana-kesini mencari setitik cahaya.
NPH.
Setitik cahaya yang dikepung miliaran bintang di atas bukit,
Cahayanya bersinar menelusup kerumunan gelap di bawah langit.
Putri kekasihku,
Serpihan mutiara yang terhalang gedung-gedung tinggi dan tembok-tembok besar.
Kemilaunya memadati ruang, berdesak-desakan di tengah kesibukan lalu lintas jalanan dan pasar.
Aku mencintainya,
Dengan amat sederhana,
Seperti air yang selalu mengikuti bentuk wadahnya.
Terus mengalir sampai ke muara, menghidupi alam semesta raya.
Aku merindunya,
Rinduku yang bukan kali pertama,
Rindu yang begitu mendidih karena putaran bumi terasa lama,
Memanas kemudian meng-uap menjadi gelombang, bergerak kesana-kesini mencari setitik cahaya.
NPH.
Comments
Post a Comment