Surat Kedelapan Untuk Putri


Put, bagaimana kabarmu hari ini? Sudah berapa lama kita tidak bertemu dalam hitungan satuan waktu yang hanya aku dan kamu yang memahami dan memberlakukannya?
Aakah kamu tahu dan paham bahwa aku tidak menulis surat untukmu, put? Apakah kamu mengerti bahwa sama sekali yang aku sampaikan secara tidak langsung bukan untuk kamu konsumsi sendiri. Terlebih diperuntukan khusus hanya untuk kepentingan personal?. Itu terlalu jauh dari tujuanku.
Ini jelas bukan untukmu put. Sebab jika ini disediakan untukmu. Berarti aku sedang meminta atau menuntut sesuatu darimu yang tidak bisa dijamin bahwa kamu memilikinya. Aku seolah menginginkan atau mengharapkan keadaan yang di luar dari dirimu yang tidak bisa dipastikan bahwa kamu sanggup meraihnya. Jelas bukan itu maksudku put.
Aku tidak merencanakan bahwa melalui surat ini kamu bersedia untuk melakukan sesuatu yang mungkin belum pernah kamu lakukan sebelumnya. Aku juga tidak menggalang tujuan bahwa kamu akan disibukan oleh kata-kataku sehingga kamu merasa harus berubah. Sebuah kebohongan besar jika aku mengiyakan itu put.
Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa mengenalmu seperti kamu mengenal dirimu sendiri. Untuk sampai pada pengetahuan yang sama tentangmu saja itu tidak mudah. Terlebih jika harus melebihinya. Aku yakin jika seluruh usiaku, aku habiskan untuk belajar memahami dan mengertimu pasti tidak akan selesai. Yang aku tahu darimu hanya sedikit gambaran mengenaimu. Terus akan tetap begitu. Sisa usiaku tidak mengizikan untuk menjadikannya banyak.
Put, kamu sudah jauh lebih lama membangun hidup tanpa ketentuan bahwa kamu harus mengenalku. Bertahun-tahun kamu sudah memiliki cara untuk tumbuh dan mengembangkan apa saja untuk menjadikannya kegembiraan tanpa ada perintah bahwa kamu mesti mencariku. Kamu pasti sudah terlatih bagaimana untuk menghadirkan kebahagiaan kapanpun dan dimanapun tanpa syarat bahwa kamu harus bertemu denganku.
Jadi jelas bahwa sedikitpun tidak ada alasan yang mendukungku untuk aku jadikan senjata yang akan mendodong kepalamu agar kamu mau menurutiku, put. Aku juga tidak memiliki urgensi tertentu yang mengharuskan agar kamu wajib mentaatiku. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya orang asing yang kewajibanku adalah tidak memiliki hak apapun atas dirimu kecuali yang dititipkan.
Put, sebetulnya aku tidak terlalu suka bergaul dengan tulis-menulis. Terlebih menulis sesuatu yang harus mengikuti pola, aturan atau sistematika tulisan. Aku agak muak rasanya jika menulis harus memenuhi syarat bahwa ia harus memiliki aliran atau jenis tertentu. Namun justru aku melakukan ketidaksukaanku itu sudah ku mulai sejak jauh sebelum aku bertemu denganmu. Jika kamu mau melakukan hal-hal yang tidak kamu sukai padahal itu baik maka kebaikan tersebut akan sampai kepadamu. Begitu katanya.
Ketahuilah put. Aku menulis bukan agar disebut sebagai penulis. Aku menulis karena memang kita harus banyak membaca. Aku menulis bukan untuk kepentingan pribadi atau kepuasan diri namun dengan menulis aku jadi semakin sadar dan mengerti bahwa aku sesungguhnya tidak tahu apa-apa kecuali hanya sedikit. Itu pun didapat dari hasil pinjaman. Bagai buih yang muncul di tengah samudera.
Aku juga menulis bukan untuk mengundang perhatian orang lain. Juga bukan untuk memancing kesan, tanggapan, respon atau reaksi dari siapa saja yang telah bersedia untuk memiliki keinginan untuk membacanya. Aku sama sekali tidak memperuntukan tulisanku ini untuk kepentingan rendah seperti simpati, empati, atau belas kasihan dari orang lain. Aku benar-benar tidak perduli suratku ini ada yang bersedia membaca atau tidak. Jangankan membaca, untuk tidak meliriknya saja bukan masalah penting buatku. Jelas ini tidak bisa membuatku harus berhenti menulis. Aku menulis bukan untuk siapa siapa dan tidak berharap apa apa. Aku menulis untuk menulis. Dan itu tidak bisa ditawar lagi.
Put, aku tegaskan sekali lagi bahwa aku tidak menginginkan apa-apa darimu. Aku amat menerimamu dengan segala ketersediaan yang kamu miliki saat ini. Aku tidak sedang menuntut atau menagih sesuatu darimu atas dasar bahwa aku punya hak itu karena aku telah begini dan begitu kepadamu sehingga aku menolak kehadiranmu sekaligus bersama segala kekuranganmu.
Aku tidak mengharapkanmu tampil dengan mengenakan pakaian nilai-nilai yang membuatmu dipandang lebih atau baik oleh orang lain. Sungguh aku tidak tertarik itu put. Kelebihanmu bukanlah target buatku. Ia hanya bonus dari langit. Dan aku tidak termasuk orang yang sibuk mengejar sesuatu yang orang lain banyak memburunya. Terlebih sampai habis-habisan bahkan mati-matian.
Aku juga tidak sedang mengajak dan membawamu kemana-kemana. Jalan kita memang masih teramat jauh dan panjang maka kita pastikan bahwa kaki kita harus terus mesti tetap berpijak kuat dan kokoh di bumi namun juga jangan biarkan kepala dan tangan kita sampai kosong dan terlepas dari genggaman erat langit.
Manusia itu adalah maha karya Tuhan yang paling sempurna. Aku dan kamu akan semakin bodoh mungkin juga disertai tuli jika kita sibuk mengharapkan kesempurnaan. Seoalah kita tidak tahu dan mendengar kataNya itu.
Put, Hidup itu mesti utuh. Ia harus bulat bagai lingkaran. Makanya manusia dianjurkan untuk hidup berdampingan agar celah-celah kosong bisa saling terisi, supaya apa saja yang kurang bisa sama-sama dilengkapi, dan segala yang kelebihan bisa dicukupkan. Sehingga itu akan menjadi utuh dan lengkap. Dan kelengkapan itu bukan untuk menjadikan kita sempurna tapi untuk membuat kita mengerti dan memahami hakikat dari kesempurnaan.
Aku menyampaikan surat ini dengan belajar dari matahari, bulan dan bumi. Matahari sebagai sumber cahaya, bulan sebagai penyebar cahaya matahari untuk menerangi kegelapan di bumi. Matahari melalui bulan meneruskan cinta dan kasih sayangnya untuk menjadi pegangan terang bagi umat manusia di seluruh penjuru bumi.
Hidup ini adalah lintasan panjang kegelapan. Dalam gelap apapun bisa terjadi. Orang jadi tidak tahu arah. Satu sama lain saling salah sangka, saling berbenturan dan bertabrakan. Put, melaluimu aku memantulkan surat-surat ini.
Aku dan kamu harus terus belajar dari samudera. Samudera itu luas dan dalam. Ia tidak hanya menyediakan biota air. Tidak juga hanya menyimpan mutiara atau permata. Tapi juga banyak menampung segala macam dan jenis kotoran. Kita juga mesti terus belajar dari gelas bocor. Segala yang masuk ke dalamnya tidak akan membuatnya penuh. Ia akan tetap kosong kembali. Sebab kalau penuh. Ia akan tumpah. Tumpah dalam bentuk amarah, cacian, makian, umpatan, dan sumpah serapah. Jangan put. Jangan pernah melatih diri kita untuk memiliki kualitas pribadi seperti itu.
Put, jangan kamu kira bahwa surat ini adalah ungkapan cinta untukmu. Bukan put. Ini bukan cinta. Dan aku amat mengkonsentrasikannya jika ini memang jelas bukan cinta. Aku dan kamu tidak bisa disempitkan oleh sekadar kata cinta. Kita masih teramat luas dari itu. Sebab bukan hubungan cinta yang kita bangun. Juga bukan hubungan yang hanya melibatkan aku dan kamu saja.
Bukan kamu yang aku cari dan inginkan sebagaimana kamu sudah sejak dahulu menjalaninya. Kamu bukan tujuanku. Dan aku pun sama. Sebab aku tidak bisa diandalkan olehmu. Dan begitu juga kamu. Kita satu sama lain tidak saling mengenal, paham apalagi mengerti kecuali amat sedikit. Kamu jangan mudah percaya kepadaku. Sebab bisa jadi aku adalah pembohong. Kamu juga jangan mudah mengikutiku sebab bisa saja aku ini termasuk orang yang sesat. Jangan put. Kamu mesti berdaulat atas dirimu sendiri. Kamu harus bebas dari segala yang membatasimu. Kamu harus meluas dari apa yang sering menyempitkanmu.
Aku harap kamu sehat dan bahagia ya put.
NPH.

Comments