Put, bagaimana kabarmu hari ini? Sudah berapa lama
kita tidak bertemu dalam hitungan satuan waktu yang hanya aku dan kamu yang
memahami dan memberlakukannya?
Aakah kamu tahu dan paham bahwa aku tidak menulis
surat untukmu, put? Apakah kamu mengerti bahwa sama sekali yang aku sampaikan
secara tidak langsung bukan untuk kamu konsumsi sendiri. Terlebih diperuntukan
khusus hanya untuk kepentingan personal?. Itu terlalu jauh dari tujuanku.
Ini jelas bukan untukmu put. Sebab jika ini
disediakan untukmu. Berarti aku sedang meminta atau menuntut sesuatu darimu
yang tidak bisa dijamin bahwa kamu memilikinya. Aku seolah menginginkan atau
mengharapkan keadaan yang di luar dari dirimu yang tidak bisa dipastikan bahwa
kamu sanggup meraihnya. Jelas bukan itu maksudku put.
Aku tidak merencanakan bahwa melalui surat ini kamu
bersedia untuk melakukan sesuatu yang mungkin belum pernah kamu lakukan
sebelumnya. Aku juga tidak menggalang tujuan bahwa kamu akan disibukan oleh
kata-kataku sehingga kamu merasa harus berubah. Sebuah kebohongan besar jika aku
mengiyakan itu put.
Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa
mengenalmu seperti kamu mengenal dirimu sendiri. Untuk sampai pada pengetahuan
yang sama tentangmu saja itu tidak mudah. Terlebih jika harus melebihinya. Aku
yakin jika seluruh usiaku, aku habiskan untuk belajar memahami dan mengertimu
pasti tidak akan selesai. Yang aku tahu darimu hanya sedikit gambaran
mengenaimu. Terus akan tetap begitu. Sisa usiaku tidak mengizikan untuk
menjadikannya banyak.
Put, kamu sudah jauh lebih lama membangun hidup tanpa
ketentuan bahwa kamu harus mengenalku. Bertahun-tahun kamu sudah memiliki cara
untuk tumbuh dan mengembangkan apa saja untuk menjadikannya kegembiraan tanpa
ada perintah bahwa kamu mesti mencariku. Kamu pasti sudah terlatih bagaimana
untuk menghadirkan kebahagiaan kapanpun dan dimanapun tanpa syarat bahwa kamu
harus bertemu denganku.
Jadi jelas bahwa sedikitpun tidak ada alasan yang
mendukungku untuk aku jadikan senjata yang akan mendodong kepalamu agar kamu
mau menurutiku, put. Aku juga tidak memiliki urgensi tertentu yang mengharuskan
agar kamu wajib mentaatiku. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya orang asing yang
kewajibanku adalah tidak memiliki hak apapun atas dirimu kecuali yang
dititipkan.
Put, sebetulnya aku tidak terlalu suka bergaul
dengan tulis-menulis. Terlebih menulis sesuatu yang harus mengikuti pola,
aturan atau sistematika tulisan. Aku agak muak rasanya jika menulis harus
memenuhi syarat bahwa ia harus memiliki aliran atau jenis tertentu. Namun
justru aku melakukan ketidaksukaanku itu sudah ku mulai sejak jauh sebelum aku
bertemu denganmu. Jika kamu mau melakukan hal-hal yang tidak kamu sukai padahal
itu baik maka kebaikan tersebut akan sampai kepadamu. Begitu katanya.
Ketahuilah put. Aku menulis bukan agar disebut
sebagai penulis. Aku menulis karena memang kita harus banyak membaca. Aku
menulis bukan untuk kepentingan pribadi atau kepuasan diri namun dengan menulis
aku jadi semakin sadar dan mengerti bahwa aku sesungguhnya tidak tahu apa-apa
kecuali hanya sedikit. Itu pun didapat dari hasil pinjaman. Bagai buih yang
muncul di tengah samudera.
Aku juga menulis bukan untuk mengundang perhatian
orang lain. Juga bukan untuk memancing kesan, tanggapan, respon atau reaksi
dari siapa saja yang telah bersedia untuk memiliki keinginan untuk membacanya.
Aku sama sekali tidak memperuntukan tulisanku ini untuk kepentingan rendah
seperti simpati, empati, atau belas kasihan dari orang lain. Aku benar-benar
tidak perduli suratku ini ada yang bersedia membaca atau tidak. Jangankan
membaca, untuk tidak meliriknya saja bukan masalah penting buatku. Jelas ini
tidak bisa membuatku harus berhenti menulis. Aku menulis bukan untuk siapa
siapa dan tidak berharap apa apa. Aku menulis untuk menulis. Dan itu tidak bisa
ditawar lagi.
Put, aku tegaskan sekali lagi bahwa aku tidak
menginginkan apa-apa darimu. Aku amat menerimamu dengan segala ketersediaan
yang kamu miliki saat ini. Aku tidak sedang menuntut atau menagih sesuatu
darimu atas dasar bahwa aku punya hak itu karena aku telah begini dan begitu
kepadamu sehingga aku menolak kehadiranmu sekaligus bersama segala
kekuranganmu.
Aku tidak mengharapkanmu tampil dengan mengenakan
pakaian nilai-nilai yang membuatmu dipandang lebih atau baik oleh orang lain.
Sungguh aku tidak tertarik itu put. Kelebihanmu bukanlah target buatku. Ia
hanya bonus dari langit. Dan aku tidak termasuk orang yang sibuk mengejar
sesuatu yang orang lain banyak memburunya. Terlebih sampai habis-habisan bahkan
mati-matian.
Aku juga tidak sedang mengajak dan membawamu
kemana-kemana. Jalan kita memang masih teramat jauh dan panjang maka kita
pastikan bahwa kaki kita harus terus mesti tetap berpijak kuat dan kokoh di
bumi namun juga jangan biarkan kepala dan tangan kita sampai kosong dan
terlepas dari genggaman erat langit.
Manusia itu adalah maha karya Tuhan yang paling
sempurna. Aku dan kamu akan semakin bodoh mungkin juga disertai tuli jika kita
sibuk mengharapkan kesempurnaan. Seoalah kita tidak tahu dan mendengar kataNya
itu.
Put, Hidup itu mesti utuh. Ia harus bulat bagai
lingkaran. Makanya manusia dianjurkan untuk hidup berdampingan agar celah-celah
kosong bisa saling terisi, supaya apa saja yang kurang bisa sama-sama
dilengkapi, dan segala yang kelebihan bisa dicukupkan. Sehingga itu akan
menjadi utuh dan lengkap. Dan kelengkapan itu bukan untuk menjadikan kita
sempurna tapi untuk membuat kita mengerti dan memahami hakikat dari
kesempurnaan.
Aku menyampaikan surat ini dengan belajar dari
matahari, bulan dan bumi. Matahari sebagai sumber cahaya, bulan sebagai
penyebar cahaya matahari untuk menerangi kegelapan di bumi. Matahari melalui
bulan meneruskan cinta dan kasih sayangnya untuk menjadi pegangan terang bagi
umat manusia di seluruh penjuru bumi.
Hidup ini adalah lintasan panjang kegelapan. Dalam
gelap apapun bisa terjadi. Orang jadi tidak tahu arah. Satu sama lain saling
salah sangka, saling berbenturan dan bertabrakan. Put, melaluimu aku
memantulkan surat-surat ini.
Aku dan kamu harus terus belajar dari samudera.
Samudera itu luas dan dalam. Ia tidak hanya menyediakan biota air. Tidak juga
hanya menyimpan mutiara atau permata. Tapi juga banyak menampung segala macam
dan jenis kotoran. Kita juga mesti terus belajar dari gelas bocor. Segala yang
masuk ke dalamnya tidak akan membuatnya penuh. Ia akan tetap kosong kembali.
Sebab kalau penuh. Ia akan tumpah. Tumpah dalam bentuk amarah, cacian, makian,
umpatan, dan sumpah serapah. Jangan put. Jangan pernah melatih diri kita untuk
memiliki kualitas pribadi seperti itu.
Put, jangan kamu kira bahwa surat ini adalah
ungkapan cinta untukmu. Bukan put. Ini bukan cinta. Dan aku amat
mengkonsentrasikannya jika ini memang jelas bukan cinta. Aku dan kamu tidak
bisa disempitkan oleh sekadar kata cinta. Kita masih teramat luas dari itu.
Sebab bukan hubungan cinta yang kita bangun. Juga bukan hubungan yang hanya
melibatkan aku dan kamu saja.
Bukan kamu yang aku cari dan inginkan sebagaimana
kamu sudah sejak dahulu menjalaninya. Kamu bukan tujuanku. Dan aku pun sama.
Sebab aku tidak bisa diandalkan olehmu. Dan begitu juga kamu. Kita satu sama
lain tidak saling mengenal, paham apalagi mengerti kecuali amat sedikit. Kamu
jangan mudah percaya kepadaku. Sebab bisa jadi aku adalah pembohong. Kamu juga
jangan mudah mengikutiku sebab bisa saja aku ini termasuk orang yang sesat.
Jangan put. Kamu mesti berdaulat atas dirimu sendiri. Kamu harus bebas dari
segala yang membatasimu. Kamu harus meluas dari apa yang sering menyempitkanmu.
Aku harap kamu sehat dan bahagia ya put.
NPH.
Comments
Post a Comment