Put, sudah berhari-hari lamanya kita menjalani hidup
dengan siklus yang hampir monoton. Kita bangun, bekerja, dan tidur. Begitu
seterusnya. Berputar lagi dan lagi.
Kegiatan-kegiatan itu sudah menjadi gerak otomatis
yang terprogram dalam panel bawah sadar kita. Sehingga secara umum dan luas,
peta hidup kita hanya melintasi jalan yang berupa lahir, sekolah, bekerja,
berkeluarga, dan mati.
Pertanyaanku sederhana put, Apa sih yang kamu cari?
Adakah sesuatu yang ingin kamu temukan atau dapatkan? Kemana kamu akan
mengarahkan tujuan hidupmu? Untuk apa kamu hidup sehingga kamu perlu melakukan
hal-hal di atas?
Aku merasa seolah ada sesuatu yang mendorong
kehendak kita. Kehendak tersebut lahir dari nurani. Nurani adalah inti dari
sejatinya hati. Seolah memang ada sesuatu yang ingin kita tuju. Entah apa.
Seperti para perantau yang pasti akan mudik ke
kampung halamannya menjelang hari raya. Seperti daun yang selalu bergerak
mengarah ke sumber cahaya. Seperti burung yang terus nomaden mencari bahan
makanan. Dan seperti Nabi yang kembali lagi ke Makkah setelah menjulang
kejayaan di madinah.
Kalau kita katakan bahwa dorongan tersebut adalah rindu.
Lantas rindu kepada siapa atau apa?. Mungkinkah kita rindu sama tempat kita
kembali? Asal muasal kita? Sumber kehidupan? Apa itu? Dimana itu?
Put, bukankah rindu yang membuat kita selalu ingin
ketemu? Rindu adalah alasan utama kita untuk segera menyelesaikan pekerjaan
masing-masing. Dan melangsungkan pekerjaan baru bersama-sama dalam kerinduan.
Aku sejujurnya sulit untuk mengatakan bahwa aku
sanggup melihatmu sedih terlebih harus mengorbankan air mata. Sungguh aku tidak
sekuat itu put. Aku benar-benar tidak tega membiarkanmu terjajah oleh kesedihan
atau penderitaan. Namun sebab rindulah, kita mampu menyayangi keadaan dan
situasi apa saja. Tapi aku yakin put. Kamu atau aku tidak pernah menginginkan
kesedihan ataupun penderitaan. Tidak pernah berharap berjumpa dengan makhluk
yang satu itu. Terlebih membawanya menjadi bekal kerinduan.
Rindu memiliki nalurinya sendiri. Muatan rindu
diantaranya berupa keselamatan dan nilai-nilai kebahagiaan. Kebahagianlah yang
mesti terus menerus kita temukan, cari dan selamatakan dalam hidup. Ruang rindu
memiliki kapasitas kebahagiaan lebih banyak dan luas sehingga cocok untuk kita
bawa kembali. Sebagaimana orang tua pasti akan merasa amat bahagia saat anaknya
yang di perantauan kembali dengan selamat disertai wajah berseri-seri dan
dengan senyum kebahagiaan yang menentramkan hati.
Bahagia dan senang itu jelas beda loh put. Senang
itu sifatnya sementara. Meluap-luap hanya di awal. Hanya menyentuh permukaan
hati dan pikiran. Sementara bahagia itu sifatanya stabil, lama dan cenderung
abadi. Menjangkau kedalaman hati dan pikiran. Sehingga kita merasa tentaram,
tenang dan damai. Bukankah kamu kalau membeli barang akan mencari barang yang
memiliki daya tahan yang lama, awet, yang terjamin penggunaannya untuk waktu
yang tidak sebentar?
Gimana put? Kamu bahagiakan hari ini? Aku yakin kamu
sudah jauh lebih mampu untuk menghadirkan kebahagiaan.
Put, kebahagiaan harus terus kita ciptakan. Kita
harus menghadirkannya baik bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Sebab keadaan
dalam realitas tidak selalu mendukung untuk itu. Kita dirahmati akal untuk bisa
mengolah sedih menjadi bahagia. Duka berubah suka. Tangis menjelma tawa. Dan
seterusnya. Sampai tak terhingga.
Kamu tahu kan put bahwa aku jarang makan? Jam
makanku tidak seperti orang pada umumnya. Aku sengaja melatih diriku dalam
pembiasaan diri menahan lapar. Bukannya makan baru akan terasa nikmat kalau
kita sudah lapar ya put? Dalam kenikmatan itu lah aku menemukan kebahagiaan
yang kualitasnya tak bisa diremehkan. Lapar itu baik loh put. Asal jangan
sampai kelaparan.
Tapi aku bukan sedang memintamu untuk menjalani
hidup seperti yang aku lakukan. Kita diperkenankan hidup sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Jadi kamu tidak harus meniru aku yang sering mengambil
hanya tahu dan kentang padahal di meja disajikan juga ayam goreng, sate, sop
daging, ikan bakar. Kamu juga tidak harus memaksa dirimu untuk tidak memilih
atau tidak melakukan sesuatu yang membuatmu merasa senang sebagaimana aku terus
melakukannya. Jangan put. Aku yakin kamu tidak akan sanggup.
Aku harap kamu sehat dan bahagia terus ya put.
NPH.
Comments
Post a Comment