Surat Keenam Untuk Putri


Put, kamu kemana hari ini? Ko aku seolah merasakan lagi sepi. Mendengar kembali gemuruh dalam kesunyian. Namun sedikitpun aku tak mampu menangkap informasi apa apa dari suara itu selain getaran hati dari orang orang yang kesepian. Mereka selalu berdoa, memohon agar bisa meneruskan hidup minimal sampai esok hari.
Sebelumnya aku pernah sampaikan kepadamu tentang gerak hidup yang didorong oleh kerinduan kepada sumber, asal muasal, atau tempat kembali. Jika digambarkan dalam kurva, bagaimana bentuk gerak ini put? Garis lurus, spiral, zig-zag, eksponensial, parabola, atau lingkaran?
Kalau kita ambil pengetahuan bahwa hidup ini adalah garis lurus maka kita tidak akan pernah sampai kembali ke tempat asal. Sebab kita berpindah posisi dari titik awal ke titik berikutnya. Jalannya hanya searah. Dan itu linier. Energi besar akan sulit kita peroleh jika gerak yang kita gunakan adalah linier.
Kendaraan apa saja atau mesin apapun pasti butuh putaran. Atau gerakan melingkar. Sebab roda yang berputar dengan kecepatan atau percepatan konstan dan stabil akan menghasilkan tenaga besar untuk menggerakan sesuatu. Memindahkannya dari sini ke sana atau sebaliknya.
Put, kenapa dalam ibadah haji orang harus mengerjakan thawaf dengan berputar-putar mengelilingi kabah? Apa yang sebetulnya sedang digerakan? Dipindahkan posisinya? Untuk merubah siang menjadi malam atau sebaliknya bumi harus berotasi. Bumi perlu mengelilingi matahari sehingga musim berubah dan tahun berganti. Bulan juga berputar mengelilingi bumi dan bergerak bersama bumi memutari matahari.
Sekarang bisa tidak kamu sebutkan dalam hidup ini mana yang tidak mengalami siklus perputaran?
Segala yang mati kemudian dihidupkan dan dari yang hidup kemudian dimatikan. Begitu seterusnya. Biji menjadi bunga. Bunga berubah buah. Layu dan mati kemudian hidup dan tumbuh lagi. Begitu seterusnya. Dari tanah menghasilkan makanan kemudian dikonsumsi oleh manusia atau hewan dan kemudian dibuang kembali ke tanah untuk diuraikan menjadi unsur kesuburan tanah. Begitu seterusnya.
Air pun memiliki siklusnya sendiri. Air laut, sungai, danau, atau yang terkandung di dalam tanah dipanaskan oleh matahari menjadi uap. Uap tersebut naik ke langit untuk mengalami sublimasi dan menyimpan dirinya di dalam awan menjadi butiran-butiran air yang kemudian disebut sebagai hujan. Begitu seterusnya.
Lingkaran, bulatan atau putaran itu simbol keutuhan. Dalam kedudukan melingkar itu menggambarkan keadaan yang lengkap tanpa celah dan rapat tanpa lubang. Semuanya telah selesai dipersiapkan menjadi bangunan yang kuat dan kokoh yang semua titik, sisi dan bagian-bagiannya saling terkait mengikat dirinya kuat-kuat.
Dalam lingkaran semua sisi sama saja. Tidak ada stratifikasi. Tidak ada kelas. Tidak ada tingkatan. Meski dilihat dari sudut mana saja atau diputar berapapun derajatnya ia tetap pada tingkat dan kelas yang sama. Mereka yang membentuk lingkaran adalah mereka yang membangun persamaan, sikap egaliter dan rasa yang menganggap dirinya tidak paling unggul, pintar, baik, benar sendiri, alim, jujur, suci, kaya dibanding yang lain.
Mungkin karena bagi Tuhan semua manusia sama saja. Yang membedakan hanyalah ketaqwaannya. Maka Dia mengkonsep hidup ini dalam hukum dan teori siklikal. Manusia, alam beserta dialetikanya dengan Tuhan menganut aturan ini. Tidak bisa tidak.
Mungkin suratku yang satu ini cukup membuatmu bingung ya put. Aku juga tidak tahu sebenarnya apa yang sungguh-sungguh ingin aku sampaikan. Tapi yang jelas kamu jangan lagi berpikir bahwa konsep rizqi itu linier. Dimana ketika kamu keluarkan sebanyak atau berupa A maka kamu akan mendapatkan A yang jumlahnya berkali-kali lipat. Mungkin ini benar. Tapi pernahkah kamu mempertanyakan bagaimana ini bisa terjadi? Ia berputar atau tidak?
Put, apakah ketika kamu melakukan kebaikan kepada sesorang maka kontan kamu akan mendapatkan balasan kebaikan yang sama saat itu juga atau esok harinya? Begitu juga saat kamu mengerjakan kejahatan, apakah kamu langsung menanggung balasan kejahatan yang setimpal detik ini juga? Kalau kebaikan atau kejahatan pasti akan dibalas dengan ukuran yang lebih besar dari yang telah dilakukan, apakah lantas itu akan segera terjadi?
Kamu pasti sering menemukan banyak orang dan mungkin termasuk kita saat kejujuran, ketulusan, kebaikan, kerendah hatian, dan kebenaran selalu me jadi fokus utama dalam hidup kita namun justru yang kita alami adalah kesusahan, penderitaan, kesedihan dan bahkan banyak mengorbankan air mata. Begitu sebaliknya. Mereka yang sering menggalang penipuan, perampokan, pemerasan, tipu daya justru menikmati kesenangan, kesejahteraan dan mungkin kebahagiaan.
Ketahuilah put. Dalam pemahaman Tuhan yang disebut kaya itu letaknya bukan pada indikator harta benda yang melimpah. Miskin itu bukan tentang tidak memiliki uang atau harta. Harta benda itu titipan yang mesti dikembalikan ke yang Punya Hak. Kaya atau miskin seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia mampu menyikapi kekayaan atau kemiskinannya itu. Mengatasi dan menggunakannya sebagai jalan untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan atau tidak. Kalau ia menjadi sombong, merasa paling benar, berkuasa, tinggi hati, maka jelas ia gagal disebut kaya.
Put, aku tegaskan sekali lagi. Jika kamu mencintai sesorang maka kamu tidak usah berharap banyak sama orang yang kamu cintai. Tugasmu adalah menjalankan tugas atas apa yang telah dititipkan kepadamu. Kamu harus sampaikan itu ke alamat yang kamu tuju. Jangan pernah kau menjualnya. Kamu tidak boleh melakulan transaksi apapun yang sifatnya timbal balik. Sebab rasa itu bukan milikmu. Kamu tidak bisa membuat, mengadakan atau menciptakannnya sendiri. Mungkin haram hukumnya jika kamu menjual sesuatu yang bukan hak milkmu.
Kalau kamu menagih, meminta atau menuntut sesuatu dari orang yang kamu cintai berarti kamu telah bertransaksi. Transaksi itu sifatnya jual beli. Jual beli adalah isitilah dalam hubungan dagang. Apakah kamu penuh pamrih dan iming-iming saat mengantarkan barang yang bukan milikmu? Apakah kamu merasa berjuang dan berkorban sehingga kamu harus tidak dengan suka rela menjalani perintah itu?
Put, apakah kamu merasa sedih saat kamu merasakan cinta sehingga kamu harus mencari-cari cara bagaimana agar sedihmu bisa terobati? Apakah kamu merasa rugi jika cinta datang padamu sehingga kamu merasa perlu berjuang untuk mendapatkan keuntungan? Apakah cinta bagimu adalah duka sehingga kamu merasa berkorban atasnya dan menagih tanggung jawab dari yang lain?
Jika kamu senang atau bahagia melakukan sesuatu apakah disertai juga keingianan untuk mendaptkan upah sehingga kamu tidak dengan suka rela mengerjakannya meski itu membuatmu gembira?
Kamu pasti senang kan put bisa mengurus orang tuamu atau saudara kandungmu? Apakah lantas kamu kecewa dengannya dan mengabaikan mereka sebagai keluargamu lantaran mereka belum sempat membalas kebaikanmu?
Inget put. Rizqi, nikmat, atau anugerah itu berputar. Kebaikan yang kamu lakukan saat ini mungkin masih perlu beberapa tahap lagi untuk bisa sampai kepadamu. Yang pasti kamu akan ketemu jodohnya. Fokusmu cukup pada tugas dan peranmu. Kamu tidak boleh menagih atau menuntut tugas yang menjadi tanggung jawab orang lain.
Seoarang anak akan mengakui bahwa orang itu adalah ayahnya cukup sang ayah memberi uang jajan kepada sang anak, melindungi, dan mengajaknya bermian tanpa sang ayah perlu bilang "nak, aku ini ayahmu loh, akui ya". Begitu juga ibu. Begitu juga anak. Masing-masing cukup fokus menjalankan peran, tugas dan fungsinya.
Put, jika orang yang kamu cintai tidak membalas cintamu. Kamu tidak usah khawatir. Cintamu pasti akan berputar dan Tuhan akan mengantarkannya kepadamu dengan berbagai macam cara dan jenis rupanya. Baik melalui orang yang sama atau orang lain yang mungkin lebih membutuhkanmu.
Aku harap kamu sehat dan bahagia ya put.
NPH.

Comments