Put, ada banyak keadaan yang keberlangsungannya tidak bisa diungkapkan semua secara menyeluruh dengan kata-kata. Kata yang tersusun menjadi kalimat adalah hasil pembacaan realitas yang sifatnya hanya mendekati. Dan hal ini diperlukan sebagai urgensi sosial dan salah satu bentuk ungkapan kebudayaan.
Kata tidak dibekali kesanggupan untuk menembus wilayah yang teramat mikro dari keadaan yang paling hidup dan paling nyata. Sehingga dapat dipastikan bahwa kata itu terbatas. Sementara kehidupan sosial terlebih personal terlampau luas, dalam dan jelas sungguh-sungguh.
Put, kalau aku bilang bahwa kamu itu baik. Lantas bukan berarti bahwa kamu adalah baik. Baik itu persepsiku atas dirimu. Aku menggambarkan dirimu melalui kata baik. Aku membaca dirimu dengan menggunakan kata baik sebagai pendekatan. Baik itu konsep yang terbentuk dalam pemikiranku yang terkait denganmu. Tentu kamu tidak sama dengan baik. Baik hanya sebagian kecil yang ada pada dirimu.
Kamu yang paling tahu tentang siapa dan bagaimana dirimu sepenuhnya put. Aku hanya membaca bagian yang paling sedikit yang aku tahu tentang dirimu. Kalau yang aku ungkapkan tentangmu adalah tidak sesuai, teramat menyimpang, keliru atau salah. Mohon kamu maafkan aku atas dua hal. Pertama, kamu harus maklumi bahwa pengetahuanku hanya sedikit. Dan kedua, kadang-kadang memang aku sering so' tahu.
Tapi kalau kata yang tidak sesuai itu bermakna baik. Kamu harus bersyukur. Itu pasti akan jadi doa buatmu.
Put, kalau terjadi ledakan bom. Apakah hanya ledakan yang sungguh-sungguh ada dan terjadi? Tidak adakah peran lain yang dimunculkan selain bom sendiri? Adakah kemungkinanan realitas yang faktanya jauh lebih hidup dan nyata yang tersimpan bersembunyi dibalik peristiwa itu?
Kalau kamu menangis apakah hanya tangisanmu yang ada? Apakah karena kamu memang ingin menangis tanpa sedikitpun kejadian yang melatar belakangi tangisanmu itu?
Walaupun kucing itu berkali kali aku bilang dengan sebutan tikus. Apa lantas kucing langsung menjadi tikus? Atau kucing tersinggung sebab khawatir akan merasa jadi tikus? Setelah sebutan itu keluar apa kucing langsung bersifat ketikusan, langsung mengendus-ngendus tanah dan menggali lubang?.
Apakah kucing akan menjadi kambing dan kemudian mengembik saat ia masuk ke dalam kandang kambing?. Apakah kambing lantas mengaung saat ia sedang bergaul dengan komunitas harimau? Apakah aku akan menjadi orang barat saat aku menyanyikan lagu barat? Apakah kamu akan segera menjadi orang arab saat kamu mampu berbahasa arab dengan baik?
Kucing akan tetap menjadi kucing meski jutaan orang menyebutnya tikus. Tidak bergeser sedikitpun kucing dari sifat kekucingannya meski setiap orang melabel badan kucing dengan tulisan tikus. Kucing akan tetap mengeong meski dicambuk berkali-kali dan kemudian lehernya disodorkan pisau bersertifikasi anti gagal potong.
Aku bukan sedang menyamkan manusia dengan binatang. Binatang itu adalah makhluk hidup bergerak sebab ia hanya punya otak. Sedangkan Manusia itu makhluk hidup yang tumbuh, bergerak dan memimpin. Karena manusia tidak hanya punya otak tapi juga dianugerahkan akal. Sebab akal-lah yang membuat manusia memiliki unsur kehewanian dan keilahian. Manusia itu bisa menjadi makhluk mulia atau yang paling hina.
Manusia itu pemimpin alam jadi ia harus mengelola, mengatur dan mendayagunakan semua unsur yang ada di alam menjadi barokah buat seluruh alam. Put, bukannya kita akan mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal ujian semester kalau kita tidak belajar dulu sebelumnya?.
Jadi jelas ya put. Kalau aku atau orang lain ada yang bilang bahwa kamu itu jelek. Kamu tidak usah tersinggung atau marah. Terlebih sampai melibatkan amarah. Kamu tidak boleh menghabiskan waktu dan energimu untuk memperhatikan dan mengurusi hal hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan siapa dirimu dan itu sedikitpun tidak akan pernah merubah atau mempengaruhi keaslian dirimu. Kamu akan tetap menjadi kamu. Tak akan berkurang dan bergeser sedikitpun. Kamu masih jauh dan lebih luas dari sebuah kata atau kalimat.
Mungkin kamu akan menganggap bahwa itu adalah urusan reputasi yang mesti kamu bela. Harga diri yang harus diperjuangkan. Nama baik yang harus dimurnikan. Citra yang harus dijaga. Mungkin semua itu benar. Tapi aku lebih memilih difitnah dari pada memfitnah orang. Aku lebih bersyukur dibenci orang dari pada membenci orang.
Fitnah itu seperti dilempari sesuatu yang bukan hak milik kita kepada kita sehingga itu menjadi milik kita. Kalau yang dilempari berupa keberkahan maka keberkahan hidup kita menjadi bertambah.
Put, kalau buah sering dilempari batu atau digoyangkan pohonnya agar ia jatuh. Berarti ada orang yang menginginkan buah itu. Ingin memanfaatkan atau sekadar menikmatinya. Kamu bahagia bukan kalau bisa berguna buat orang lain?
Kalau ada orang yang sering membicarakan kita berarti kehidupan kita jauh lebih menarik bukan?. Kita berada di depan mereka sehingga mereka bisa terus melihat dan memperhatikan kita.
Kalau posisi kita ada di bawah tidak akan mungkin kita menjadi pusat perhatian loh put. Sebab yang di bawah itu selalu tidak dihiraukan dengan cara mereka menginjak-injak dan melewatinya.
Put, aku dan kamu diciptakan bukan untuk saling menilai. Kita adalah sama-sama murid dalam kelas besar yang diajarkan oleh sang maha guru tunggal. Tidak berhak sesama murid saling mengisi raport. Yang bisa kita lakukan adalah bekerja sama dan sama sama bekerja agar raport kita masing masing bisa terisi baik oleh yang punya Hak.
Aku juga sebetulnya tidak bisa secara total menjaga, mengontrol dan mengawasi kehidupanmu. Kamu yang lebih tahu, paham dan mengerti tentang apa saja yang mesti dipagari dalam dirimu. Bagaimana membatasi kebebasanmu. Mengelola kelemahamu. Dan setererusnya. Sampai tak terhingga.
Sudah sejak lama aku belajar membangun pagar di dalam diriku put. Aku belajar bagaiamana memahami batasan-batasanku. Apa saja yang kurang aku tambahkan supaya pas. Yang lebih aku kurangi agar pas. Semua aku kembalikan pada posisi yang wajar. Tidak kekurangan. Tidak juga kelebihan. Semua cukup. Semua pas. Bukannya minum itu kalau kebanyakan bisa mual ya put? Makan juga kalau kekurangan bisa mempengaruhi gizi yang buruk, bukan?
Sehingga modal ini yang akan juga ikut menegakan pagar untuk kehidupan sosial. Kalau kita tahu batasan batasan kita maka orang lain juga akan mengerti batasan batasannya. Kemiskinan itu adalah kekayaan yang tidak terdistribusi dengan baik. Pencurian, perampokan, pembegalan adalah bentuk protes yang melawan regulasi peluang kerja yang tidak merata. Korupsi, kolusi, nepotisme, penindasan, kecurangan, penipuan adalah bukti konkret dari perbudakan oleh hawa nafsu yang semakin menegaskan ketololalan manusia dalam memahami batas-batasanya.
Aku harap kamu sehat dan bahagia ya put.
NPH.
Comments
Post a Comment